Minggu, 28 Juli 2013

MERINDUKAN CEMARA

Desaunya di pucuk pucuk  hijau....
tersiram air mengharum,
menetes dari helai rambutnya...
bunganya buahnya, berjatuhan di rumput basah

aku merindukanmu, cemara
pada jajarmu yang menarikan damai
pada diammu yang hanya menyanyi kala angin mendesau

melukaimu, menangis , membawa aroma hutan dingin
dan pucuk gunung

aku merindukanmu...
sampai air mataku menyiratkannya
ingin memelukmu dalam dingin dan meraja alam

29 juli 2013



Minggu, 14 Juli 2013

TEMBOK BERLIN


Siapa yang tidak kenal dengan Tembok Berlin? tembok legendaris yang memisahkan kota Berlin Barat dan Timur tersebut saat ini tidak lebih dari saksi sejarah berbagai peristiwa di ibukota Jerman tersebut.

Dalam bayangan saya ketika itu, tembok Berlin adalah tembok yang sangat tinggi dan kokoh, seperti tembok kastil-kastil di negeri dongeng seperti di film-film. Namun ketika melihat langsung, ternyata tembok Berlin tidak seseram yang saya bayangkan sama sekali.

Konon kabarnya ketika tembok tersebut masih menjalankan fungsinya sebagai pemisah Jerman barat dan Jerman timur, di atas tembok tersebut dipasang kawat berduri dan berbagai senjata, serta penjagaan yang ketat oleh tentara sehingga tidak memungkinkan orang untuk melarikan diri  ke bagian lain dari wilayah Jerman yang terpisah.Dalam jarak tertentu, orang tidak diperkenankan mendekati tembok tersebut, apalagi melewatinya. Terdapat daerah kosong menuju tembok tersebut yang konon dipasang ranjau dan apabila terlihat orang melewatinya, konon akan langsung ditembak, dorr!

Namun sekarang tembok berlin adalah tempat wisata yang orang wajib kunjungi apabila berkunjung ke ibu kota Jerman. Tembok yang dulu panjangnya membelah kota tersebut pada tahun 1961-1989, kini hanya tinggal sebagian kecil saja yang masih tersisa. Di sepanjang tembok tersebut, dilukis berbagai gambar warna warni, menyimbolkan perdamaian dan unifikasi Jerman. (Jakarta, 15 Juli 2013)









SEMUA KARENA CINTA



Kumulai dengan cinta, kuakhiri dengan cinta

Jika kau cinta, kau selalu ingin dekat
Jika kau cinta, kau selalu ingin membuat bahagia
bahagia yang juga bahagimu

nafas ini tertarik, karena cinta
nafas ini diberikan, juga karena cinta
cinta dariNya kepada makhlukNya

apakah makhluk juga akan selalu mempersembahkan cinta
kepada penciptanya?

tersenyum karena cinta, memaafkan karena cinta

kumohon, biarkan nadiku dialiri cinta saja
darah-darahku membawa pesan cinta, saja
nadiku berdegub, mendegubkan cinta

maka, tak ada lagi duka
tak ada lagi nestapa

Kelezatan cinta, mendalam
mencipta kedamaian
hakiki
(Jakarta, 15 Juli 2013 -ramadhan 1434H)




Rabu, 10 Juli 2013

LUKA HATI

Luka hati seorang bidadari,
Yang telah meruntuhkan sayap-sayapnya
untuk mandi di kilau pelangi
demi seorang manusia bumi

Tangis si Nawang Sasi, ketika melihat bulan purnama
ketika rindu
tak juga dapat menumbuhkan sayapnya
untuk menyusul sang bunda
ke atas awan biru

luka hati itu,
ketika hari hari penuh peluh
tlah menghapuskan kesaktiannya
menjadi makluk belaka

dan, waktu tlah kembali mempertemukannya dengan selendangnya
mengembalikan sayapnya
ke tanah para dewa

luka hati sang bidadari
takkan membawanya kembali
ke bumi

(Jakarta, 10 Juli 2013)


LUNGLAI

Tak apa apa..
Meski tulang tulangku telah tercerabut satu demi satu
Meski kakiku tak dapat berdiri tegak
Hanya melata belaka,
Tak apa-apa

Meski dukaku ini milikku
bagai daun tak berbunga tak berbuah
hidup berdiri menentang indahnya pelangi
(Jakarta, 10 Juli 2013)



Senin, 08 Juli 2013

KETEP, NEGERI DI ATAS AWAN

Ketep, bagi yang belum pernah tahu, adalah nama daerah di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tempat itu terkenal seiring dengan meningkatnya kepopuleran Gunung Merapi di  Yogyakarta, khususnya ketika peristiwa meletusnya gunung merapi beberapi waktu yang lalu.

Keistimewaan Ketep adalah karena konon dari tempat tersebut, apabila cuaca cerah, kita bisa melihat puncak dari 5 gunung yaitu Merapi, Merbabu, Slamet, Sindoro dan Sumbing. Namun paling tidak dari tempat tersebut, kita bisa melihat puncak gunung merapi yang legendaris tersebut. Sayangnya, ketika saya datang, cuaca saat itu sedang kurang bersahabat, kabut tebal dan gerimis, sehingga puncak Gunung Merapi tertutup awan.

Dari Yogyakarta, kendaraan bisa diarahkan menuju kota Magelang yang sejuk. Sebelum sampai kota Magelang, tepatnya di wilaya Mungkid, belok kiri dan menuju ke Ketep. Jalanan yang ditempuh cukup menanjak di beberapa tempat dan agak berkelok.  Di perjalanan terdapat beberapa rumah makan yang salah satunya menyediakan menu "ïwak kali ", apabila ingin memuaskan cita rasa khas Magelang, termasuk tahu kupat yang terkenal itu.

Hawa dingin yang segar segera menyergap ketika kita turun dari kendaraan. Pemandangan lembah yang hijau dan landai serta awan yang putih diatas kita, membuat kita seakan hidup di atas awan. Tak puas mata memandang keagungan ciptaanNya tersebut.

Selain pemandangan alam yang indah karena lokasinya yang berada di ketinggian, di obyek wisata yang terkenal dengan nama Ketep Pass tersebut juga terdapat Museum Vulkanologi dimana di dalamnya terdapat teater yang memutar dokumenter peristiwa meletusnya gunung merapi beberapa waktu yang lalu. Dengan tiket yang cukup terjangkau, kita bisa melihat detik detik ketika gunung merapi memuntahkan lahar panasnya maupun liputan on the spot masyarakat yang terkena tumpahan kemarahan abu merapi kala itu.


Di lokasi tersebut, juga terdapat restoran yang cukup nyaman  dan luas yang menyediakan menu makanan enak apabila ingin bersantap bersama dengan kelaurga dan teman. Di depan tempat wisata tersebut, terdapat juga warung-warung yang menyediakan jagung bakar, cocok dimakan di lokasi dingin seperti Ketep. (Jakarta, 9 Juli 2013)