Rabu, 16 Januari 2013

MENGINAP DI KAMPUNG SAMPIREUN, GARUT


Kampung Sampireun, Garut adalah tujuan kami pertengahan bulan Desember 2012 lalu untuk melakukan evaluasi akhir tahun. Tentu saja keputusan memilih  lokasi tersebut kami peroleh karena Kmapung Sampireun termasuk lokasi yang banyak dipakai untuk shooting. Ketika kami melihat situs tempat tersebut di internet, agak kaget juga, karena ternyata tingginya rate menginap disitu, jauh di atas budget kami. Untunglah mereka juga menyediakan paket meeting yang cukup menarik untuk group, sehingga kami berani untuk menginap disitu.


Hari Jumat siang, kami meninggalkan kantor diiringi hujan lebat sepanjang jalan. Mendekati magrib, sampailah kami di lokasi. Suasana sekitar yang dingin ditambah hujan seharian, membuat banyak yang langsung ingin tidur beristirahat. Namun karena kami kelaparan, jadi...dinner secara prasmanan dengan disuguhi nyanyian dan tarian bumi parahiangan membuat dinner kami cukup memuaskan. Setelah makan malam, acara dilanjutkan di ruang pertemuan untuk evaluasi kegiatan tahun 2012 ini dengan ditemani bajigur dan kopi.Tahun ini cukup banyak yang sudah kami lakukan dan berharap agar di tahun 2013 kami dapat melakukan lebih baik lagi.

Doa kami rupanya terkabulkan, karena pagi hari, cuaca cukup cerah, cukup menjanjikan untuk melanjutkan acara jalan-jalan kami ke kota garut untuk belanja kerajinan kulit, dodol dan krupuk kulit. Sebelum sarapan, teman-teman sudah riuh bersampan ria di telaga dan... foto-foto tentunya. Memang setiap cottage disediakan 1 buah sampan yang dapat digunakan oleh penghuni cottage. Cottage yang dibangun di pinggir telaga itu memang sangatlah asri dan tenang untuk berlibur. Kampung Sampireun juga menyediakan paket bulan madu bagi pasangan pengantin baru. Paket tersebut tentu saja termasuk dinner di atas rakit di tengah danau, romatis abiiiss pokoknya. Oh ya, pagi itu, setiap cottage mendapat jatah kue serabi yang dimasak di atas rakit dan diantar ke setiap cottage dengan rakit juga. Rasanya lain lho, serabi yang dibeli dipasar dengan serabi yang dianterin pakai rakit dan dimakan di pinggir Danau Sampireun.



Setelah makan pagi, berangkatlah kita meninggalkan kampung sampireun yang indah, menuju garut untuk acara berikutnya. Segala jenis kerajinan dari kulit domba dan sapi bisa ditemukan berjajar di toko-toko di kota garut. dari ikat pinggang, sandal, sepatu, dompet, tas maupun jaket kulit. Rata-rata yang diincar adalah jaket kulitnya karena pilihannya banyak dan harganya juga agak miring. Di garut juga ada batik khas garut, namanya batik garutan, dan juga kerupuk kulit yang namanya dorodog dengan rasa original maupun pedas. tentu saja, kalau ke garut, jangan lupa dengan dodol garutnya dan juga cokodot (coklat isi dodol) sebagai varian baru perkawinan coklat dan dodol yang layak untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Dalam perjalanan pulang ke Jakarta, kita isi tanki dulu di rumah makan ayam kampung goreng yang maknyusss tenan. Sayangnya saya lupa apa nama restorannya, tapi sangat rekomended lho...ayam goreng panas dengan lalapannya. Sepertinya sebelum digoreng, daging ayamnya seperti direndam dulu dengan air kelapa sehingga bumbunya bisa sangat meresap dan rasanya gurih manis, pas dengan selera saya. Apalagi dilengkapi dengan sambel Cibiuk...mantaf deh.


Menurut saya...resort Kampung Sampireun itu pasti dulu-dulunya tidak jauh dari danau/empang kakek saya di Banjarnegara. Kawasan pohon bambu dan kolam ikan. Cuma bagaimana kebun bambu dan kolam ikan tersebut menjadi resort yang menawan memang perlu ide yang brilian dan modal gede juga.  (Jakarta, 16 Jnauari 2013)