Kamis, 21 Februari 2013

TRANSPORTASI TERNAK DI AUSTRALIA


sapi-sapi di depo karantina ternak sebelum diangkut


Permasalahan impor daging sapi dan tingginya harga daging sapi dewasa ini membuat topik mengenai transportasi ternak menjadi hal yang menarik. Belajar dari negara tetangga kita, Australia sebagai negara pengekspor daging sapi utama, khususnya ke Indonesia, ternyata produksi ternak sapi yang bagus saja tidak cukup. Produksi ternak tersebut harus didukung dengan pengangkutan yang bagus dan sesuai juga agar sapi dapat sampai ke tujuan dengan kondisi baik dan siap untuk digunakan sebagai sapi potong.


PENTINGNYA TRANSPORTASI

road train, angkutan darat khusus ternak di Australia
Orang sering lupa bahwa transportasi adalah salah satu sektor utama pendukung pembangunan perekonomian. Bagaimana sebutir jeruk pontianak dari pedalaman Kalimantan Barat sana, dapat tersaji manis di atas meja makan kita, tentunya tidak dapat lepas dari peranan transportasi. Juga Apel Washington nan merah dari Amerika sana, bagaimana dia dengan mudah dapat ditemukan di supermarket-supermarket di Indonesia? semua itu tidak akan terjadi tanpa adanya transportasi. Baik itu transportasi darat, laut maupun udara. Makanya sektor transportasi merupakan urat nadi perekonomian. Produksi pertanian yang melimpah, akan busuk dan tidak berharga apabila misalnya cuaca buruk dan kapal tidak dapat bersandar untuk mengangkut hasil bumi. Sebagai negara kepulauan seperti Indonesia, transportasi sangatlah penting untuk menghubungkan pulau-pulau di Indonesia. Begitu pula dengan pengkutan ternak sapi, untuk memenuhi konsumsi daging masyarakat Indonesia.

KETERSEDIAAN DAGING SAPI DAN PENGAKUTAN TERNAK DI INDONESIA

bahan makanan sapi sedang dimuat di kapal khusus angkutan ternak
Saat ini, konsumsi daging sapi masyarakat Indonesia masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan negara tetangga kita lainnya.  Mahalnya harga daging salah satunya dipicu dengan belum bagusnya transportasi angkutan ternak di negara kita. Sapi yang berasal dari Sumbawa misalnya, melalui perjalanan panjang dengan kapal maupun truk ke pulau Jawa, dapat berkurang beberapa kilo gram beratnya sesampainya di tujuan. Penanganan pengangkutan ternak yang tidak "berperikehewanan" maupun makanan sapi yang tidak memenuhi standar selama di perjalanan membuat sapi stres sehingga mengakibatkan berat badannya turun. Misalnya satu sapi turun 5 kg selama perjalanan, dalam satu kapal terdapat 1000 sapi, maka kerugian yang di derita adalah 5 kg x 1000 ekor sapi= 5.000 kg daging hilang dalam perjalanan. Apabila 1 kg daging adalah Rp. 100.000, maka kerugian yang diderita adalah Rp.500.000.000 (500 juta rupiah) dalam satu kali pengangkutan sapi, jumlah yang lumayan besar.
S

Tentu saja pedagang yang tidak mau rugi, menambahkan kerugian tersebut pada harga daging sapi yang dijualnya, sehingga mengakibatkan harga daging mahal dan masyarakat semakiin tidak mampu untuk membelinya dalma jumlah cukup. Akibat tidak langsungnya adalah kurangnya asupan protein hewani pada anak-anak Indonesia. Padahal asupan protein hewani merupakan unsur yang penting bagi pertumbuhan dan kecerdasan anak-anak Indonesia, masa depan Indonesia.

Bagaimana mengurangi kerugian dan membuat harga daging sapi lebih terjangkau? tentu saja sektor transportasi berperan di dalamnya, untuk memperlancar jalur distribusi ternak hingga ke pulau-pulau terpencil di Indonesia, sehingga diharapkan konsumsi daging sapi masyarakat Indonesia dapat semakin meningkat karena terjangkaunya harga.

PENGANGKUTAN TERNAK DI AUSTRALIA

Negara Australia terkenal sebagai negara penghasil  produk daging sapi maupun susu sapi yang melimpah. Sebagai negara tetangga, tidak ada salahnya kita belajar dari Australia bagaimana pengangkutan ternak dapat berjalan dengan lancar di Australia dan mengirimkan ke berbagai wilayah maupun negara dengan kualitas produk yang masih terjaga baik.

kapal khusus angkutan ternak di Australia
Darwin sebagai salah satu wilayah di Australia Utara dimana banyak dikembangkan peternakan sapi, memiliki sistem distribusi dan pengangkutan ternak yang baik. Prosesnya sebenarnya biasa saja, tetapi diperlukan transportasi khusus untuk pengangkutan ternak tersebut.

1. Dari peternakan, sapi dikumpulkan di sebuah lapangan  sebelum diangkut ke truk khusus pengangkut ternak. Di lapangan tersebut, sapi disiapkan untuk sebuah perjalanan, termasuk makanan yang akan dimakannya selama perjalanan, mulai diberikan pada tahap persiapan ini.

2. Sapi dibuat ke dalam truk-truk panjang khusus pengangkut sapi dengan digiring melalui tangga khusus dimana diujungnya telah menanti truk-truk gandeng tersebut (3 gandeng) yang disebut dengan Rail Road (karena agak panjang seperti kereta tetapi beroperasi di jalan raya)

3. Selanjutnya sebelum di muat di kapal khusus pengangkut ternak, sapi kembali diistirahatkan disebuah lapangan.

4. Selanjutnya sapi diangkut ke dalam kapal khusus pengangkut ternak dan siap dikirim ke negara-negara pengimpornya.
armada road train sedang bersiap

Karena sebelumnya sapi telah dibiasakan dengan makanan khusus selama di perjalanan, sapi tersebut telah terbiasa dan dapat mempertahankan kondisinya dengan baik sehingga dapat samapai ke negara tujuan dalam kondisi yang prima. (Jakarta, 20 Pebruari 2013)