Senin, 10 November 2014

RAPUH

seperti sayap kupu kupu
rapuh meluruh
ketika hujan menyiram
serasa sangat kejam

merenungi kehidupan
akan dibawa kemana
memperkuat diri
mengusir rapuh

tak mungkin berharap pada angin
memberikan arah
kemana langkah kaki membawa

mengusir rapuh

seperti kupu-kupu
tersiram hujan

(Jakarta,
11 nopember 2014)

Rabu, 05 November 2014

CERITA BONEKA BONEKA MAINAN MASA KECILKU

Aku mempunyai masa kecil yang bahagia. Meskipun aku hidup di desa dan orang tuaku bukan termasuk orang yang kaya, tetapi masa kecil yang terjaga dari segala masalah dan penuh kegembiraan aku miliki dengan rasa syukur.

Kenangan -kenangan masa kecil yang bahagia merupakan modal yang sangat berharga untuk menjalani kehidupan selanjutnya. Arti sebuah mainan bagi anak kecil memang tidak dapat dinilai dari harganya tapi dari fungsinya, termasuk untuk boneka. Kenangan boneka -boneka masa kecilku adalah sebagai berikut (sayangnya aku tidak punya fotonya):

1. Boneka pencet dari karet warna kuning berbentuk gajah

Aku masih ingat memiliki boneka untuk anak umur 1-2 tahun yang apabila dipencet berbunyi cit cit itu sampai berumur cukup besar. Boneka tersebut tersebut masih dalam kondisi bagus dan aku berikan pada keponakan yang masih kecil waktu itu (lupa siapa yang aku kasih).

2. Boneka plastik bayi bule besar

Boneka plastik berbetuk bayi bule besar itu lumayan populer pada masa aku kecil. Bahkan aku memiliki foto dengan menggendong boneka tersebut. Tapi keberadaan boneka yang tangan dan kakinya bisa dicopot itu tidak aku ingat aku miliki sampai besar.

3. Boneka dari daun pisang

Ketika masa sekolah dasar, aku sering membuat boneka dari daun pisang muda yang digulung. Sebenarnya boneka tersebut bisa dibuat dengan menggunakan daun pisang yang lebih tua, tapi hasilnya akan lebih bagus kalau menggunakan daun pisang muda (pucuk) yang masih berwarna kuning. Cara membuatnya sangat sederhana:
a. selembar daun pisang digulung (semakin besar gulungannya semakin baik)
b.pada bagian tengah gulungan tersebut diikat dengan seutas tali dari pelepah pohon pisang
c. bagian gulungan sebelah atas satu demi satu disobek sobek menggunakan peniti sampai habis dan berfungsi sebagai rambut. Semakin muda daun pisangnya, maka rambut boneka yang dihasilkan akan semakin lembut dan lama kelamaan menjadi keriting
d. selesai dan boneka anak wanita berambut ikal panjang telah siap sebagai mainan.

4. Boneka Panda warna merah

Boneka berbentuk Panda dari kain flanel warna merah yang diisi kain perca dan busa tersebut aku dapatkan setelah pulang dari operasi amandel di RS. Dokter Kariadi Semarang. Di beli di pasar Johar  Semarang untuk  menghibur diriku yang habis menjalani operasi. Waktu itu aku sudah kelas 4 Sekolah Dasar.

5. Boneka bantal

Boneka bantal adalah bantal biasa yang dipakaikan baju. Bantal yang berbaju tersebut sering aku bawa main ke tetangga sebelah, dipeluk peluk. Senang sekali rasanya memiliki boneka bantal seperti itu.

6. Boneka berbetuk burung merpati dan gadis kecil dari Sempe

Sempe adalah makanan dari tepung yang dipres dan diberi warna, mirip kerupuk tipis.  Yang sekarang masih sering aku temui dia berbetuk lembaran tipis bulat warna merah dan digunakan untuk menjepit arum manis (rambut nenek). manisan yang mirip rambut terbuat dari gula putih. Jaman aku kecil dulu, sempe tersebut berbentuk seperti boneka gadis kecil, burung atau pistol dan bisa dimakan.

7. Gulali tiup berbentuk gadis kecil

Siapa yang tidak kenal dengan gulalli? makanan manis terbuat dari gula tersebut memang sangat populer jaman aku kecil. Gulali yang biasanya berfungsi seperti permen yang ditusuk tusukan lidi bambu dapat dibentuk/dicetak menjadi boneka anak perempuan kecil. Caranya cukup sederhana, dengan mengambil secubit adonan gulali, terus dimasukkan dalam cetakan berbentuk gadis kecil, terus ditutup dan ditiup, sambil dipanasi. Gulali tersebut akan berasa manis agak pahit dan renyah. Dulu kalau makan gulali itu, digodain kakak -kakak sepupu karena cara pembuannya yang ditiup dan bisa dimakan, berarti nafas si abang penjual gulali ada di dalam makanan manis tersebut. Biasanya penjual gulali itu menjajakan dagangannya ketika terdapat keramaian seperti pertunjukan wayang kulit.


Tidak banyak ternyata boneka yang aku miliki dan aku tahu  ketika kecil, ternyata. Boneka beruang merahku itu malah masih ada sampai aku lulus kuliah dulu, aku bawa kost untuk menemaniku belajar di Semarang. Tapi sekali lagi, jumlah bonekaku tidak mempengaruhi keasikanku untuk bermain di masa kecil. Karena jaman dulu, banyak sekali permainan anak-anak kecil yang dapat aku mainkan dengan teman-teman di halaman rumah. Bahagianya masa kecil.(Jakarta, 6 Nopember 2014.)