Jumat, 22 Agustus 2014

ADA MESIN PEMECAH KEPALA DI MUSEUM KEBANGKITAN NASIONAL, JAKARTA

Tampak luar gedung Museum Kebangkitan Nasional Indonesia
Bagi yang belum tahu, Museum Kebangkitan Nasional terletak di Jl. Dr. Abdul Rahman Saleh No. 26 Jakarta Pusat atau tepatnya  di sebelahnya Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Dari arah Pasar Senen menuju Jalan Prapatan, lewat di depan Rumah Sakit Gatot Subroto, Museum ini terletak di sebelah kanan jalan.

Sepintas museum tersebut terlihat hanyalah sebagai bangunan kuno saja, namun tahukah anda bahwa bibit bibit pergerakan Indonesia pernah tumbuh subur di tempat tersebut.Gedung tersebut dahulunya merupakan gedung STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) atau Sekolah Dokter Bumi Putra yang diresmikan pada tahun 1902.  Selain sebagai sekolah untuk menghasilkan dokter-dokter pribumi yang cakap dengan masa pendidikan 9 tahun beserta asramanya, gedung tersebut juga pernah menjadi sekolah apoteker, fakultas kedokteran Universitas Indonesia, penampungan tawanan Jepang, penampungan keluarga Batalyon V, sebelum akhirnya dipugar dan diresmikan menjadi Gedung Kebangkitan Nasional oleh Presiden Suharto pada tanggal 20 Mei 1974.

Apabila berkunjung ke Museum bersejarah ini, kita hanya diminta membayar karcis Rp. 2.000 (dua ribu rupiah) bagi umum dan Rp. 1.000 (seribu rupiah) bagi pelajar. Tiket tersebut teramat sangat murah dibandingkan dengan pengetahuan yang kita dapatkan. Museum dibagi dalam 2 bagian yaitu masa-masa sebelum kebangkitan nasional (sebelah kiri) dan Barang-barang peninggalan ex Stovia beserta asrama mahasiswa STOVIA di sebelah kanan.

Diorama yang menggambarkan suasana pembelajaran STOVIA 
Di Museum tersebut terdapat pula diorama yang menggambarkan suasana pembelajaran saat itu, khususnya di kelas terbuka yang terletak di teras sekolah. Terdapat pula diorama mengenai sekolah yang dibuka oleh RA. Kartini sebagai salah satu inisiator kebangkitan nasional Indonesia. Selain itu terdapat pula foto-foto dan penjelasan mengenai sejarah dan organisasi pergerakan nasional yang ada di Indonesia, khususnya Budi Utomo, Perhimpunan Indonesia, Syarekat Islam, Indische Partij dan Muhammadiyah. Dengan membaca keterangan yang terdapat dalam foto-foto, diharapkan pengunjung mendapatkan gambaran mengenai kebangkitan nasional di Indonesia pada masa tersebut.

Selanjutnya pada sisi sebelah kanan, terdapat 4 ruangan yang diberi nama Stovia I-IV yang berisi sejarah pengobatan dan kedokteran di Indonesia serta alat-alat yang dipergunakan pada masa tersebut untuk menunjang pembelajaran para Dokter Jawa waktu itu. Anda dapat menjumpai alat-alat yang dipergunakan oleh dokter gigi pada masa itu, alat-alat sunat, alat bantu pernapasan, mikroskop, alat ronsen dan alat pemecah kepala! dll.

Mesin pemecah kepala itu
Pada awalnya saya tidak percaya membaca penjelasan pada alat tersebut, saya pikir seharusnya kelapa, bukan kepala. Namun setelah kembali saya baca, memang itu adalah alat pemecah kepala. Tentu saja fungsi alat tersebut bukan dalam rangka mendukung kanibalisme, namun lebih kepada pendukung pelajaran, khususnya guna mempelajari otak dan kepala manusia yang tentunya sangat diperlukan oleh para calon dokter.

Suasana asrama mahasiswa STOVIA
Di sisi kanan dari komplek bangunan tersebut, terletaklah asrama bagi para calon dokter yang berasal dari berbagai tempat di Indonesia. Asrama yang berupa barak terbuka panjang yang didalamnya diletakkan ranjang-ranjang besi dan almari -almari bagi masing-masing siswa, menjadi kawah penggodokan ide-ide kebangkitan nasional Indonesia kala itu. Interaksi yang intens dari para siswa yang tinggal di asrama dan sekolah yang sama tersebut menjadikan berbagai diskusi mengenai pergerakan kebangkitan nasional timbul.

Diorama kegiatan diskusi mahasiswa STOVIA di asrama
Di bangunan yang sampai sekarang masih terawat dan terjaga tersebut, kita bisa membayangkan pada jaman dahulu bagaimana  para siswa pemuda menuntut ilmu dan mengolah rasa kebangsaan. Museum yang merupakan tempat yang bagus untuk belajar dan melihat langsung peninggalan-peninggalan perjuangan kebangkitan bangsa tersebut, sayangnya tidak begitu menarik banyak masyarakat untuk mengunjunginya. Nilai-nilai kebangkitan bangsa yang ingin dijaga dan dipertahankan melalui museum tersebut, jangan sampai menjadi ruang lengang  yang dilupakan oleh generasi penerus bangsa Indonesia tercinta ini. (Salemba, 22 Agustus 2014)




Foto para pendiri Budi Utomo

MENONTON PERTUNJUKAN WAYANG AIR DI VIETNAM

Jika anda berkunjung ke Hanoi, Vietnam, jangan lupa untuk melihat pertunjukan seni khas rakyat Vietnam yaitu Wayang Air (Water Puppetary Show). Tidak susah untuk menonton pertunjukan tersebut karena mereka melakukan show beberapa kali sehari dan hampir setiap hari sepanjang tahun pertunjukan itu dilaksanakan. Jadi tinggal memilih hari dan jam yang diinginkan saja, anda dapat menikmati kesenian unik yang tidak ada di Indonesia ini. Namun, mengingat banyaknya peminat yang menonton pertunjukan tersebut (turis), maka kadang anda dapat kehabisan tiket dan terpaksa harus menjadwal ulang keinginan menonton pertunjukannya.

Tiket yang dipatok tidaklah terlalu mahal, hanya 3-5 US$ per orang, tergantung posisi tempat duduknya, untuk pertunjukan yang kira-kira berlangsung selama 1 jam. Gedung pertunjukan terletak di depan Danau Hoan Kiem dan  berada di jantung ibu kota Vietnam tersebut.  Apabila anda datang terlalu awal, jangan khawatir, karena selain anda dapat melihat pemandangan danau yang indah, anda juga dapat mencicipi kuliner vietnam, khususnya sea food yang mereka jajakan secara terbuka di kaki lima. Di sekitar tempat pertunjukan juga banyak toko-toko yang menjual sovenir khas Vietnam berupa berbagai bentuk sulaman tangan, baik yang berupa tas, dompet maupun lukisan.

Pertunjukan yang dilaksanakan di Thang Long Theater ini menjadikan kolam yang berisi air sebagai panggung pertunjukannya. Selama pertunjukan berlangsung, satu grup musik tradisional lengkap dengan penyanyi dan awak yang berpakaian tradisional Vietnam, mengiringi jalannya pertunjukan. Sebenarnya, pertunjukan ini tidak lepas dari kegiatan sehari-hari rakyat Vietnam yang sebagian besar petani. Boneka boneka yang terendam air dan melakukan berbagai kegiatan seperti bertanam padi, memancing ikan, memanjat kelapa, menggembala kerbau, bermain barongsai dll menjadi menarik berkat kepiawaian para dalang yang menggerakkan para boneka tersebut dari balik tirai. Mereka juga ikut nyemplung di dalam kolam selama pertunjukan berlangsung.

Konon, Theater Thang Long tersebut didirikan sejak tahun 1969 dan sampai saat ini masih setia menghibur para turis/penonton yang mengunjungi Hanoi. Bayangkan saja andaikan hal yang sama juga terjadi dengan gedung pertunjukan Wayang Orang  kita di Jakarta yaitu Gedung Pertunjukan Wayang Orang Bharata di Pasar Senen. Tentunya dapat menjadi pelestari kebudayaan kita yang adi luhung, sekaligus sebagai penambah daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Jakarta. (Salemba, 22 Agustus 2014)









Jumat, 15 Agustus 2014

MENGUNJUNGI PUTRI DUYUNG DI KOPENHAGEN

Bagi penggemar cerita dongeng anak-anak, nama H.C. Anderson sangatlah familiar. Tokoh yang lahir di Denmark tersebut memang merupakan maestro cerita dongeng anak yang sudah terkenal di seantero dunia. Dongeng-dongeng karyanya sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa maupun sudah diangkat dalam berbagai film dan pertunjukan. Siapa yang tidak kenal dengan cerita Cinderella dan Sepatu Kaca, Peter Pan? Cerita cerita indah tersebut telah mengantarkan jutaan anak di dunia memasuki dunia imajinasi. Salah satu dongeng karyanya yang terkenal lainnya adalah cerita mengenai Putri Duyung atau Little Marmaid dalam Bahasa Inggris.

Kisah sedih seorang Putri Duyung yang jatuh cinta pada pangeran sehingga membuatnya ingin memiliki kaki dan membuat perjanjian dengan penyihir jahat, telah membuat tokoh Putri Duyung, wanita cantik berbadan ikan tersebut , sangat melegenda. Untuk itu, pada tahun 1913 seorang pematung bernama Ervard Eriksen telah membuat patung Putri Duyung (Little Mermaid). Sampai sekarang patung perunggu  tersebut menjadi ikon kota Kopenhagen, ibu kota negara Denmark.

Patung yang telah berumur 101 tahun tersebut terletak di kota Kopenhagen, dan menjadi daya tarik utama wisatawan yang mengunjungi kota tersebut. Dalam kurun waktu usianya tersebut, Patung tersebut telah beberapa kali mengalami kerusakan karena ulah vandalisme dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Pada tahun 1964  misalnya,kepala patung telah hilang dipotong orang. Pemotongan tangan kanannya juga pernah terjadi pada tahun 1984.

Sebenarnya patung tersebut bukanlah patung yang besar. Tinggi patung yang hanya 1.25m  yang menggambarkan Putri Duyung yang duduk di atas batu dan memandang laut tersebut tidak akan terlalu istimewa apabila orang tidak mengenal kisah dongeng si Putri Duyung maupun cerita riwayat patung tersebut.

Pada tahun 2003, saya berkesempatan untuk berfoto di depan patung Putri Duyung tersebut bersama teman dari Vietnam. Kisah tragis Si Putri Duyung dan kisah sedih patungnya yang beberapa kali mengalami vandalisme membuat agenda mengunjungi Putri Duyung menjadi agenda wajib bila mengunjungi Kota Kopenhagen. Jangan lupa untuk juga membawa pulang berbagai sovenir berbentuk Putri Duyung ini  ke rumah, dan berfoto di depannya, seperti yang saya lakukan dulu, hehehe. (Salemba, 15 Agustus 2014)

Rabu, 13 Agustus 2014

SATE KEONG DAN PECEL SEMANGGI: KULINER KHAS KENDAL

Ketika melintasi jalur pantura menuju Semarang, sebelumnya anda  pasti akan melewati sebuah kota kabupaten bernama Kendal. Kendal berjarak sekitar 25 km dari ibu kota Jawa Tengah Semarang. Meskipun banyak orang yang salah mengartikan kota Kendal dengan Tegal, tapi berkat lagu Waljinah berjudul Walang Kekek....kota Kendal diabadikan sebagai pembuka lagu tersebut..."Kendal kaline wungu, ajar kenal karo aku"....dst (Kendal Kaliwungu, belajar kenal dengan saya).

Banyak orang menyebut kota Kendal sebagai kota pensiunan, karena suasananya yang tenang dan cocok untuk menghabiskan masa tua. Namun demikian tak banyak orang yang tahu bahwa Kendal memiliki kuliner khas yang patut dicoba. Selain oleh-oleh krupuk rambak (krupuk kulit) kerbau dan sapi, bila melintasi kota Kendal, jangan lupa mampir ke pasar Kendal. Pasar yang terletak di pusat kota Kendal ini menjadi tempat pertemuan penjual dan pembeli yang cukup ramai, khususnya sayuran dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Apabila anda ingin berburu jajanan khas tradisional Kendal, disinilah tempat yang paling cocok. Berbagai jajanan tradisional yang bebas dari pengawet dan enak-enak dapat diperoleh dengan harga yang murah. Selain itu, di pasar Kendal juga terdapat penjual gethuk dan jajanan basah tradisional lainnya seperti cenil, gebral, lupis dll.

Pasar ini menyimpan banyak kenangan masa kecil buat saya, karena seringnya diajak ibu untuk belanja di pasar itu. Dan ketika beberapa waktu yang lalu saya pulang kampung dan mengunjungi pasar Kendal, tidak banyak yang berubah dari pasar tersebut. Sehingga kunjungan ke pasar ini lebih merupakan kunjungan nostalgia bagi saya.

Di pintu masuk Pasar Kendal, apabila anda berkunjung pagi, anda beruntung untuk mencicipi kuliner khas Kendal, Sate Keong dan Pecel Semanggi. Penjual sate keong dan pecel semanggi selalu mangkal di lokasi tersebut dari dulu setiap hari, sejak jaman saya kecil. Jadi setiap ke pasar, tidak lupa saya minta untuk dibelikan makanan tersebut.

Tahu khan apa itu keong? keong adalah nama lain dari siput yang hidup di sawah-sawah yang ditanami padi. Sebenarnya Keong ini merupakan hama padi, sehingga mencari keong untuk direbus atau dibuat makanan lainnya akan membantu petani. Dalam hal sate keong khas kendal ini, setelah dilepaskan dari cangkangnya, keong lalu dibumbui dan direbus, baru kemudian ditusuk satu persatu menjadi sate. Bumbunya yang agak-agak pedas cabe sangat cocok dengan rasa keongnya yang khas. Sate Keong yang  ini merupakan pasangan bagi pecel semanggi khas Kendal.

Pecel semanggi khas Kendal ini komposisinya hanya daun semanggi yang direbus saja dan diberi sambal pecel. Biasanya sambel pecelnya bukan terbuat dari kacang tanah, tetapi dari ketela rambat. Diperlukan daun semanggi yang banyak untuk menghasilkan pecel semanggi ini karena daun semanggi yang sangat mungil dan tipis ini, akan menyusut banyak apabila direbus. Konon ngrebusnya juga sebentar saja sudah matang, untuk mengurangi kadar penyusutannya. Tumbuhan semanggi yang banyak ditemui di sawah sawah yang ditanami padi menjadi sayuran yang enak bila dijadikan pecel.

Rasa daun semanggi yang manis dan renyah memberikan sensasi tersendiri bagi pecel yang dijual. Biasanya orang membeli pecel untuk dibungkus dibawa pulang atau langsung dimakan disitu dengan pincuk.  Mengingat tidak banyak yang jual sate keong dan pecel semanggi di pasar kendal saat ini, makanya dagangan mereka akan laris sebelum tengah hari. Jadi apabila ingin mencicipinya, pastikan anda tidak kesiangan berkunjung ke Pasar kendal. (Salemba, 13 Agustus 2014)






Senin, 11 Agustus 2014

MENCICIPI PECEL BUNGA KECOMBRANG DI PURWOKERTO

Bagi anda-anda yang sudah biasa menggunakan jalur selatan berkeretaapi, pasti sudah familiar dengan stasiun kereta api Purwokerto. Karena stasiun yang terletak di pertengahan jalur Cirebon-Yogyakarta ini disinggahi oleh hampir semua kereta jalur selatan baik tujuan Yogyakarta, Solo, Surabaya maupun Malang.

Selain terkenal dengan oleh oleh khas  seperti Kripik Tempe, Nopia, Pisang Sale, Getuk Goreng Sokaraja dll, satu hal yang tidak boleh dilewatkan saat berkunjung di kota sejuk ini adalah pecel bunga kecombrang. Penjual pecel bunga kecombrang ini memang sudah lama mangkal di stasiun kereta Purwokerto. Dulu waktu belum ada sterilasasi pedagang kaki lima di stasiun-stasiun di Indonesia, mereka menjajakan dagangannya di sekitar stasiun, ketika kereta berhenti, banyak orang yanng bergegas turun kereta demi untuk mencicipi sensasi makanan khas ini. Saat ini, penjual pecel bunga kecombrang masih dapat ditemui di Stasiun Kereta Purwokerto, namun mereka mangkal di emperan depan stasiun. Jadi para penumpang kereta kereta api yang lewat Purwokerto memang tidak lagi dapat menikmati kudapan ini, kecuali mereka turun atau naik kereta dari Purwokerto.

PECEL, SALAD JAWA
Pecel alias salad jawa ini memang sudah terkenal dimana mana... hampir semua orang mengenal makanan dari sayur sayuran rebus yang disiram sambel kacang ini. Setiap daerah di Jawa mempunyai variasi masing-masing dalam menyajikan pecel ini. Mulai dari komposisi sayuran yang dipergunakan maupun bumbu pecelnya. Makanan sehat ini sangat praktis untuk disajikan karena sekarang bumbu pecel sudah banyak dijual dimana mana. Hanya tinggal menambahkan air, maka bumbu pecel pun sudah siap untuk disiramkan ke sayuran rebus sesuai selera.

KECOMBRANG
Bunga Kecombrang (Etilingera Elatior) atau Honje atau Kincung atau Siantan, cukup dikenal dalam kamus kuliner Indonesia karena biasa digunakan sebagai campuran berbagai masakan ikan, sayuran maupun sambal. Rasanya yang asam-asam wangi memberikan sensasi yang tidak biasa bagi yang mencicipinya. Tanaman yang mirip rumpun lengkuas dan jahe ini juga bisa menjadi hiasan yang menarik di halaman karena warna bunganya . Menurut berbagai sumber, tanaman ini juga dapat menjadi berbagai obat.

KENAPA PECEL BUNGA KECOMBRANG ISTIMEWA?
Kenapa makanan ini istimewa? mungkin karena tidak banyak daerah yang menggunakan bunga ini sebagai salah satu komposisi pecelnya. Selain itu, bunga kecombrang bukanlah jenis sayuran yang bisa dengan mudah ditemukan di pasar-pasar. Selain itu, rasanya yang memang khas, asam-asam wangi segar...konon bisa membantu mengatasi masalah bau badan juga lho.... Di penjual pecel Kecombrang yang saya jumpai di Stasiun Purwokerto belum lama ini, menggunakan komposisi sayuran yang tidak biasa untuk sebuah pecel. Selain bunga kecombrang  yang menarik mata karena warna merahnya, terdapat pula bunga turi putih, serutan pepaya muda, kecambah, kecipir dan batang keladi.

Untuk melengkapi sajian pecel yang disiapkan di pincuk ini, ketupat, dan pilihan lauk antara lain tahu goreng, tempe mendoan atau bakwan sayuran. Cukup dengan merogoh kocek Rp. 7.000 (tujuh ribu rupiah) saja, kesegaran dan kelezatan pecel kecombrang sudah dapat kita nikmati.(Salemba, 12 Agustus 2014)