Rabu, 27 Mei 2015

ISLAM DI RUSIA DAN MENGUNJUNGI MESJID BIRU DI KAZAN, RUSIA

Awal April 2015 lalu, saya berkesempatan untuk mengunjungi negeri beruang putih, Rusia. Kunjungan ke Rusia ini merupakan kunjungan saya yang pertama dan banyak kesan serta pengetahuan yang saya terima selama berkunjung kesana. Cerita yang menyebutkan bahwa Rusia adalah negara dingin, benar adanya. Awal bulan April, saya disambut dengan cuaca 3 derajat celcius ketika mendarat di Bandara Domodedovo, Rusia. Terpaksa perlengakapan musim dingin segara dikenakan, termausk jaket, sarung tangan, syal dan penutup kepala. Kalau tidak, langsung pusing dan bisa sakit jadinya di negeri orang. So... jangan harap bisa mejeng tampil cantik dengan perlengakapan yang berat itu. Rusia sebagai negara yang tertutup, ternyata tidak juga. Nyatanya di Bandara banyak toko yang menggunakan mata uang dollar amrika dan Euro untuk transaksi.

Kedua, saya baru tahu bahwa ternyata  penganut agama islam di Rusia adalah terbesar kedua setelah penganut kristen ortodok! Dalam pelajaran yang saya terima di sekolah dan  berdasarkan penetahuan saya selama ini, Rusia adalah negara Komunis terbesar yang penduduknya adalah penganut Atheis.  Sangat kaget saya bahwa ternyata di bandara Domodedovo, salah satu bandara terbesar di Moscow, mereka menyediakan fasilitas mushola untuk beribadah umat muslim. Saya tidak tahu apakah di negara-negara non muslim seperti di eropa mereka menyediakan fasilitas ini di bandaranya.

Minimnya informasi mengenai Rusia di Indonesia membuat anggapan-anggapan lama sangat tertanam erat di pikiran orang Indonesia mengenai Rusia. Kunjungan ke Rusia kali ini benar-benar membukakan mata saya bahwa sebenarnya kita lebih dekat dengan penduduk Rusia dibandingkan dengan penduduk Eropa dan Amerika, dari segi religi. 

 KAZAN, REPUBLIK TATARSTAN
Negara Rusia adalah negara yang berbentuk federasi dan beribukota di Moskow. Di dalam Rusia, terdapat negara-negara lain yang tergabung dalam federasi tersebut, salah satunya adalah Republik Tatarstan yang beribukota di Kazan. Kazan adalah salah satu kota industri yang besar di Rusia. Dari Moskow, kita harus naik pesawat lagi selama 1 jam. Disitu banyak terdapat industri berat seperti pabrik pembuatan helikopter maupun pabrik peralatan rumah sakit yang canggih. Yang menarik dari Republik Tatarstan ini adalah bahwa mayoritas penduduk  Tatarstan adalah beragama Islam yaitu sebesar 60%.

Selama ini saya beranggapan bahwa islam di eropa berada di negara Turki saja. Ternyata islam di Tatarstan, negara yang masuk ke dalam wilayah Federasi Rusia ini adalah mayoritas. Dengan persamaan keyakinan seperti itu, Rusia bisa menjadi salah satu destinasi wisata religi baru bagi turis Indonesia, tidak hanya terbatas ke Turki saja. Melihat bagaimana masyarakat menjalankan ibadah di negara yang berhawa dingin seperti Tatarstan ini sangat menarik. Awal bulan April yang lalu, sungai-sungai di Kazan masih membeku dan hujan salju masih sering turun di wilayah tersebut. Cuaca juga masih turun sampai minus 2 di bulan april. Kazan juga memiliki even tahunan besar seperti pameran produk halal dunia. Tarian khas di Kazan mirip juga dengan budaya Turki. Mereka menggunakan kendang dan rebana juga untuk mengiringi tariannya.

MESJID BIRU, KAZAN
Mesjid Biru merupakan simbol dari islam di Rusia, khususnya di Republik Tatarstan. Replika maupun gambar Mesjid Biru dipasang dibanyak sovenir-sovenir khas Kazan baik piring-piring, bola salju, dan segala bentuk sovenir lainnya. Mesjid tersebut disebut sebagai Mesjid Biru karena kubahnya yang berwarna biru cerah dan gedung berwarna putih. Tapi jangan rancu dengan bangunan berkubah-kubah lainnya karena banyak bangunan kuno di Rusia yang atapnya berbentuk kubah. Perlu dilihat dengan seksama hiasan apa yang ada di puncak kubahnya, bulan sabit, atau salib? karena bangunan gereja di Rusia juga banyak mempergunakan atap berbentuk kubah.

Mesjid biru terletak di dalam komplek Kazan Kremlin. Awalnya saya pikir kremlin hanya ada di Moskow sebagai pusat pemerintahan Rusia. Namun ternyata yang bernama kremlin adalah sebuah komplek yang dikelilingi tembok memutar dan biasanya didalamnya terdapat berbagai bangunan-bangunan pemerintahan yang penting disitu dan juga tempat ibadah.

Memasuki mesjid biru, awalnya saya bingung mencari pintu masuk untuk perempuan, karena saya masuk dari bagian belakang mesjid. Ternyata pintu masuk untuk perempuan dan laki-laki, sama saja, dari pintu utama. Pintu utama masjid terbuat dari kayu yang kokoh. Begitu masuk, langsung disambut dengan petugas yang meminta kita untuk menutup sepatu kita. Semua yang akan masuk ke mesjid diminta untuk membungkus sepatunya dengan plastik berbentuk selongsong sepatu untuk menjaga kebersihan dan kesucian tempat tersebut. Untuk plastik tersebut, kita diminta untuk membayar beberapa rubel. Di kanan dan kiri pintu masuk bagian dalam masjid, terdapat juga kios sovenir kecil. Rupanya selain berfungsi sebagai tempat ibadah, masjid tersebut juga merupakan obyek wisata. terdapat bagian khusus di sebelah pinggir ruangan masjid, sehingga para turis juga bisa   melihat bagian dalam masjid.

Tempat sholat mesjid biru tersebut ternyata terletak di lantai dua. Terdapat tali penutup berwarna merah dimuka tangga menuju ke bagian lantai dua, sehingga  orang yang tidak berkepentingan dilarang untuk naik ke atas. Pada awalnya saya bingung karena tidak melihat ruangan sholatnya, ternyata tali berwarna merah yang menuju ke lantai atas tersebut dapat dibuka dan ditutup. Di mesjid tersebut banyak disediakan bangku-bangku untuk duduk. Baik untuk mempermudah orang untuk memakai selongsong sepatu, maupun untuk ketika orang memakai dan membuka sepatu ketika akan memasuki ruangan sholat.

Ruangan Sholat di mesjid tersebut ditutup dengan karpet lembut dan tebal, mungkin karena cuaca dingin disana sehingga orang memerlukan karpet yang tebal untuk melakukan aktifitasnya. Langit-langit bagian dalam ruangan sholat dihiasi dengan mozaik-mozaik warna biru dan kaca patri yang indah. Langit-langit yang tinggi membuat ruangan sholat terasa lega dan dingin membuat kita betah berlama-lama di dalamnya. Konon penduduk Rusia beraliran Sunni sehingga tata cara beribadah mereka juga tidak begitu berbeda dengan di Indonesia. Namun panggilan Sholat/adzan tidak disiarkan melalui pengeras suara sehingga umat muslim disana harus menjaga waktu sholat mereka masing-masing dengan memperhatikan jadwal sholat yang telah diedarkan. (Jakarta, 28 Mei 2015|)