Rabu, 21 Oktober 2015

BERTEMU LAPU-LAPU, PAHLAWAN FILIPINA DARI PULAU CEBU

Patung Lapu-Lapu di Pulau Mactan, Cebu-Filipina
Kunjungan ke  Cebu, Filipina tidak akan lengkap tanpa mampir ke tempat Lapu-Lapu. Sebenarnya, Lapu-Lapu adalah nama pahlawan Filipina dari Pulau Mactan, Cebu yang membunuh Ferdinand Magellen, penjelajah Spanyol yang berhasil mengelilingi dunia. Magellen dibunuh oleh Lapu-lapu pada suatu senja tanggal 27 April 1521 dipinggir pantai Pulau Mactan di Cebu, Filipina pada peperangan yang dikenal dengan nama Battle of Mactan atauPertempuran Mactan. Lapu-lapu dianggap sebagai pahlawan pertama Filipina yang berjuang mengusir penjajah Spanyol dari tanah Filipina. Karena perjuangan Lapu-lapu tersebut, penguasaan Pulau Mactan oleh Portugas tertunda selama 40 tahun  walaupun daerah lainnya sudah dikuasai.

Prasasti menandai serangan Lapu-lapu terhadap Ferdinand Magellen
Prasasti di titik dimana Lapu-lapu meninggal
Konon Lapu-lapu adalah pendatang dari Pulau Kalimantan yang mendapatkan hak istimewa untuk berkuasa di wilayah Mactan, Filipina. Lapu-lapu disebut juga sebagai Lapulapu Damintag, bersama dengan pasukannya yang berjumlah 1.500 orang bersenjatakan pedang, panah dan bambu runcing menyerang armada Spanyol yang dipimpin oleh Ferdinand Magellen. Magellen terluka di kaki oleh panah beracun dan kemudian meninggal. Legenda Kepahlawanan Lapu-lapu membuat Pemerintah Filipina mendirikan patung Lapu-lapu di Mactan, Cebu-Filipina dan di Manila. Dinas Pemadam Kebakaran dan Kepolisian Filipina memasukkan figur Lapu-lapu didalam simbol organisasinya.

Penggambaran Pertempuran Mactan (the Batle of Mactan)
Di Mactan, Cebu-Filipina, Patung Lapu-lapu didirikan menghadap Pantai dimana dia dulu menunggu tentara Portugis menyerang daratan Filipina. Tempat dimana Lapu-lapu membunuh Magellen sekarang didirikan tugu prasasti guna mengingatkan generasi muda Filipina akan perjuangan Lapu-lapu. Komplek tersebut terkenal dengan sebutan "Lapu-Lapu Shrine"atau tempat penghormatan kepada Lapu-lapu. Kisah perjuangan Lapu-lapu tersebut begitu tercatat rapi dalam sejarah mengingat pada armada Magellen terdapat Antonio Pigafetta yang mendokumentasikan segala hal yang terjadi dalam perjalanan Magellen mengelilingi dunia. (Jakarta, 21 Oktober 2015)