Senin, 10 Desember 2012

merubah sudut pandang

pagi Jakarta, pagi Indonesia......

Hari ini aku menyapamu dari suasana kantorku yang masih senyap. Aku ingin bicara tentang topik sudut pandang. Bagaimana sebuah kehidupan akan terasa lain, hanya dengan merubah sudut pandang kita melihat setiap persoalan. Namun tentu saja hal tersebut tidak mudah, karena setiap manusia mempunyai sifat keegoisan yang tinggi. Mereka selalu memusatkan segala sesuatu pada dirinya saja. Jadi sudut pandang yang diambil selalu sudut pandang orang pertama, Aku! segala peristiwa selalu dikaitkan dengan bagaimana peristiwa tersebut dapat menguntungkanku, tidak merugikanku.Kata orang, manusiawi.

Tapi dengan pusat keegoan tersebut, kadang manusia sangat menderita. Terutama pada saaat keinginannya tidak sesuai dengan kenyataan yang diharapkannya. Lalu biasanya ia mulai mencari orang lain untuk disalahkan, atau situasi untuk disalahkan. Sekali lagi, untuk mempertahankan keakuannya yang terluka karena kekecewaan. Tetap saja, fokusnya adalah keakuannya.

Namun, pernahkan kita menemukan bahwa merubah sudut pandang dari aku menjadi kita atau melihat sesuatu dari kaca mata orang lain, akan lebih membuat kita mampu melihat bahwa dunia ini ternyata sangatlah luas, dan mempunyai berbagai kemungkinan. Cara pandang yang berbeda juga akan membuat kita mampu memahami orang lain dan memaafkannya dengan penuh kasih sayang, apabila dia menyakiti kita. Sebuah kebijaksanaan selalu memerlukan sudut pandang yang meninggalkan keakuan.(medan merdeka barat, 11 desember 2012)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar