Pagi ini aku
bersemadi di hadapanmu,
Batangmu yang
hanya sekepala, sebadan, atau seluruh diriku kau telan
Kemana larinya
diriku yang dulu
Kemana larinya
tirus pipiku
Kemana perginya
bening mataku, manis senyumku, indahnya gigiku
Didepan cermin
banyak orang mengutuk kutuk
Mencari dan
mengingkari sebuah kenyataan diri
Masa-masa emas
telah pergi, masa-masa itu telah menggelembung, tak lagi langsing
Bertanya tak usah
Laskar dirimu
masih sama
Lihat hatimu
adakah masih sama
Hatimu sayang,
hatimu... biarkan dia tambah kaya, biarkan dia tambah berdaya
Tak usah
dipikirkan cermin itu berkata apa
Inilah cerita
sang waktu... semua telah terlewati
Semua telah kau
alami, meninggalkan diri dengan ceritanya
Aku telah
melewati bilangan itu
Waktuku, hidupku,
jejaknya tertera di cermin
Mereka tak bohong
sayanng, itulah kamu sekarang
Waktu yang
bercerita di hadapan cermin
Kau adalah kau
Jiwamu tetap
bersamamu,
Senyummu semakin
mempesona
Kilat matamu
menyinarkan daya
Kau tak sama
dengan mereka, kau adalah istimewa
Cermin itu
berkata sama, setiap kerutan yang menampakkan ujudnya
Hanyalah
jejak waktu yang telah dibatu
Menarik menarik,
biarkan cermin berkata-kata
Jiwamu akan
bercerita mengenai mimpi-mimpi dan hari hari yang telah kau lewati
tak akan sama,
tak akan sama
pagi 19/11/08
Tidak ada komentar:
Posting Komentar