Perut ini masih
sama kosong
Langkah ini
mungkin melambat
Tapi api kulihat
di tanah abang
Orang yang
bersemangat dan berpeluh
Berjuang
bersenggolan, menyibak jalannya
Ditangannya
berbuntel2 kain warna warna
Sekotak sarung
mungkin ada juga
Meski peluh
bercucuran
“Awas! Awas! Awas!, air panas mau lewat”
Kuli angkutpun bermandikan api
Pengharapan, sebuah puncak kejayaan
Berkarung uang
akan kudapat sampai sore merah nanti
Menghitung laba
yang sudah terbayang dimata
Setahun dalam
bara
Sebulan ini
dilalap api.......
Aaah orang
berjualan es buah benar menggoda selera
Ibu ibu melirik
penuh minat, peluh bercucuran, kerongkongan kering menawar
Aaah godaaan,
teringat tabungan setahun yang sebentar lagi akan disetor pada
Tanah Abang
7/9/08
Tidak ada komentar:
Posting Komentar