Rumah eyang buyut dari suamiku di Surabaya termasuk golongan bangunan kuno. Meskipun saat ini rumah tersebut terletak di lingkungan pasar yang sesak di Surabaya lama, namun sisa-sisa kemegahannya masih terlihat jelas.
Hal yang membuatku tertarik terhadap rumah itu adalah adanya keramik-keramik bergambar kuno yang menempel di tembok teras rumah maupun ruang tamunya. Setiap kali saya kesana, tak bosan saya memandangi keramik tersebut. Melalui keramik itu, seakan tersimpan aura selera pemilik asli dari rumah yang dibangun tahun 1800 an tersebut.
Dalam upaya untuk mempertahankan rumah induk tersebut ditengah arus perubahan jaman, memang tidaklah mudah. Rumah tua selalu membutuhkan perawatan extra yang tidak murah. Untuk itu, adik sepupu yang sekarang mendiami rumah tersebut, berupaya sekuat tenaga agar dapat mempertahankan rumah tersebut dan merawatnya sesuai pesan orang tuanya. Keramik-keramik kuno yang saya bicarakan tersebut antara lain adalah sebagaimana yang terlihat di samping tulisan ini. (jakarta, 8 Juni 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar