Rabu, 29 Januari 2014

KAMPUNG SADE: KAMPUNG SUKU SASAK DI PULAU LOMBOK

bale-bale untuk pertemuan warga
Berbicara tentang Pulau Lombok, yang terlintas pertama kali pasti mutiara dan pantainya yang indah. Namun ada hal lain yang tidak boleh dilewatkan apabila berkunjung ke Pulau Lombok yaitu mengunjungi Kampung Suku Sasak Asli yaitu Kampung Sade.

rumah beratap seperti joglo dari daun ilalang
Lokasi Kampung Sade dapat diakses dengan mudah sekitar 30 menit dari Bandara Internasional Lombok (BIL) arah Pantai Kuta, Lombok. Letaknya yang dipinggir jalan besar memudahkan wisatawan untuk mampir sebentar dalam perjalanannya ke Pantai Kuta. Di tempat parkir kendaraan yang telah disediakan di seberang jalan, telah menunggu beberapa tour guide yang akan dengan senang hati menjelaskan hal ikwal mengenai kampung mereka.

 lumbung padi di belakang yang menjadi ciri khas rumah adat suku Sasak
Menurut guide yang menemani kami, kampung Sade merupakan satu-satunya kampung asli  Suku Sasak yang masih terpelihara sampai sekarang di wilayah Lombok Tengah. Kampung dengan rumah tradisonal asli Suku Sasak tersebut dihuni oleh sekitar 700 jiwa. Kampung yang sudah berumur 400 tahun tersebut masih mempertahankan adat istiadat asli Suku Sasak, khususnya dalam bentuk bangunan rumah yang terbuat dari bambu dengan atap rumah dari daun ilalang yang dianyam. Selain anyaman bambu, dinding rumah di kampung Sade juga ada yang menggunakan campuran sekam dan kotoran kerbau serta air yang berfungsi seperti tembok rumah dan adonan untuk lantai. Konon campuran tersebut kuat dan membuat rumah menjadi hangat. Hal lain yang menarik adalah bahwa mereka mengepel lantai lantai tempat tinggal mereka dengan kotoran kerbau yang masih baru. Kotoran Kerbau yang masih baru keluar tersebut konon tidak berbau dan membuat lantai mengkilat.

rumah kecil satu bilik untuk orang tua dan penganten baru
Saya juga dipersilahkan menengok ke dalam salah satu rumah tersebut. Saya melihat 3 (tiga) tingkatan lantai yaitu lantai teras, lantai tempat tidur orang tua dan aktifitas umum dan satu lantai lagi yang dibatasi dinding yaitu lantai atas yang berisi dapur dan sebuah kamar kecil untuk anak-anak. Jangan berharap melihat perabotan mewah di dalam rumah tersebut karena perabotan mereka adalah perabotan dapur untuk memasak dan tikar untuk tidur, sangat sederhana!.

Rumah-rumah  dalam Kampung Sade tersebut rata-rata berukuran kecil dengan atap rendah berbentuk seperti joglo kalau di Jawa. Selain rumah tempat tinggal keluarga, di Kampung tersebut juga terdapat balai-balai untuk pertemuan warga ataupun tempat hajatan, lumbung padi, masjid, rumah kecil satu bilik untuk pasangan baru yang belajar berumah tangga atau orang lanjut usia dan MCK. Konon penghuni Kampung Sade tersebut menikahkan anak -anaknya  dengan para sepupunya sehingga  adat istiadat kampung tersebut masih terjaga sampai sekarang. Jaman dahulu, Suku Sasak banyak yang tidak pergi ke sekolah umum, namun sekarang banyak anak-anak di Kampung Sade yang telah mengenyam bangku sekolah. Agama masyarakat suku Sasak adalah Agama Islam.

cendramata yang dijajakan di kampung Sade
Semakin meningkatnya popularitas Kampung Sade sebagai kampung wisata membuat warga Kampung memanfaatkannya dengan menjual berbagai cendramata khas baik kain-kain tenun tradisional maupun gantungan kunci dan asesoris. Keahlian menenun wajib untuk dikuasai oleh para  wanita Suku Sasak sebelum menikah. Bahkan mereka juga membuat benang sendiri sebagai bahan baku kain tenun, dengan memintal kapas menjadi benang. Sangat menarik dan wajib dikunjungi apabila ke Pulau Lombok. (Jakarta, 30 Januari 2014)









Tidak ada komentar:

Posting Komentar